===========
KHOTBAH JUM'AT>
Mengekang Nafsu demi Keselamatan Bangsa
================================
Rasulullah saw pernah bersabda “Walaupun
engkau shalat sampai bungkuk, dan puasa sampai kurus seperti tali
tampar, semua itu tidaklah diterima Allah swt tanpa wira’i”.
Mengapa konsep wira’i demikian penting? Karena konsep itulah yang dapat
menyelamatkan bangsa dan negeri ini dari kebangkrutan.
إن الحمد لله الذى
أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا
وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك
له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية
قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما
كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم
مسلمون
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia
Marilah kita renungkan betapa diri ini selalu terkesima dengan
kemewahan dunia, yang tidak jarang menyeret kita dan keluarga serta
orang-orang yang kita sayangi menuju api neraka. Padahal Allah swt
dengan jelas memerintahkan kita untuk menyelamatkan iri kita dan mereka
dari api nereka. Hanya dengan bertaqwalah kita dapat mengharap
pertolongan-Nya agar mempermudah diri menunaikan kewajiban menyelamatkan
diri dan keluarga.
Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Kita sama-sama merasakan bahwa gelombang materialisme dalam berbagai
lini kehidupan terasa menyempitkan rongga pernafasan bagi mereka yang
tidak tahan dengan godaan. Materialism yang bergandengan dengan
konsumerisme makin menjepit kejujuran dan hati nurani manusia.
Mereka mendesak manusia untuk melepaskan diri dari kesederhanaan dan
kemiskinan. Seolah tidak adalagi yang namanya sederhana yang ada
hanyalah kemewahan. Tidak adalagi hidup sahaja yang ada adalah hidup
berbelanja.
Materialisme sebuah pemikiran yang mengedepankan bahwa harta dan
dunia adalah segalanya. Kekayaan adalah nilai tertinggi dalam kehidupan
manusia. Harta adalah solusi dan miskin adalah bencana. Sedangkan
konsumerisme adalah polapikir yang menghembuskan semangat untuk membeli
dan berbelanja, tidak untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi untuk
menunjukkan kelas social dan posisi manusia di tengah manusia lainnya.
Jama’ah yang Dirahmati Allah
Hidup di zaman sekarang ini di tengah kota besar dan di daerah-daerah
yang mulai berkembang. Menata hidup semakin agak rumit. Bukan karena
sulitnya mencari uang, tetapi susahnya menemukan uang yang halal. Karena
zaman dan kondisi memaksa semua hampir dicampur antara yang halal dan
yang haram. Inilah yang disebut dengan syubhat.
Makan di pinggir jalan, di restoran maupun di warung makan adalah
halal, tetapi bila restoran itu menjual juga berbagai makanan haram,
termasuk juga minuman keras, maka makanan kita menjadi syubhat.
Menerima uang tanda terimakasih adalah halal, tetapi pemberinya
adalah pengelola klub malam maka uang dalam amplop itu menjadi syubhat.
Mengerjakan proyek dari kementrian sebagai rekanan adalah halal, tetapi
bila order itu didapat dengan jalan lelang yang telah diatur dengan main
mata, maka hasil proyeknya menjadi syubhat.
membeli mobil cash atau kredit dengan dengan akad yang benar adalah
halal, tetapi bunga yang terlalu tinggi dari pihal leashing menjadikan
akad kita syubhat. Begitulah seterusnya dan selanjunya. Betapa hidup ini
telah dirundung dengan kesyubhatan. Dan jarang sekali diantara kita
yang mau mengaku dan mau berhati-hati menghindarkan diri dari syubhat.
Hanya karena tuntutan nafsu untuk memiliki dan membeli.
الحلال بين والحرام بين وبينهما أمور متشابهات
Halal adalah perkara yang jelas dan haram juga perkara yang
jelas, diantara keduanya adalah barang syubhat (barang samar yang tidak
jelas)
Tidak maksud khatib menakut-nakuti akan rumitnya kehidupan ini,
tetapi hanya menghabarkan betapa Negara ini telah mengalami penurunan
kwalitas akibat menuruti nafsu syubhat yang berlarut-larut. Karena jika
syubhat terus diikuti dan dituruti maka kita akan jatuh kepada
keharaman, dan keharaman akan menghantarkan pelakunya menuju lembah
kenistaan.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Oleh karena itu, untuk mengekang nafsu kepemilikan yang bermuara pada
konsumerisme dan materialism yang menjadi patron kehidupan modern. Ada
baiknya kita belajar kembali kepada kebijakan local para sufi tentang
wira’i yaitu konsep menjaga perilaku kehidupan dari berbagai barang
syubhat apalagi barang haram.
Karena umumnya manusia terpeleset karena terlalu banyak menuruti
nafsu keinginan. Dan sebagain besar keinginan itu berada dalam kamar
syubhat dan haram, sangat sedikit sekali keinginan yang beridentitaskan
kehalalan. Maka cara menghindarinya adalah dengan menurunkan nafsu
keinginan serendah-rendahnya. Semakin sedikit rasa keinginan manusia
untuk memiliki , semakin sedikit ia tejebak dalam kesyubhatan.
Syaikh Abdullah bin HIjazi al-Khalwati, dalam Syarah Hikam mengatakan
ada empat hal yang dapat digunakan sebagai pegangan menghindar dari
semangat menuruti nafsu keduniawian.
Pertama, Shihhatul yaqin, صحة اليقين yaitu
yaqin benar akan adanya rizqi yang dibagikan oleh Allah swt. Cobalah
ingatkan diri kita ketika ingin melakukan dan mengambil sesuatu yang
berbau haram. Ingat bahwa tanpa melakukan itupun Allah swt akan
memberikan rizqinya kepada kita. karena semua makhluk di bumi ini Allah
swt telah siapkan rizqinya masing-masing. Maka janganlah kawatir tidak
mendapat bagian atau terlewatkan.
Bukankah cicak yang tidak bersayap itu juga medapatkan santapannya
dari binatang yang bersayap? Apalagi kita manusia, yakinlah Allah pasti
akan mencukupi kebutuhan kita. Tidak perlu ada rasa tamak dalam hati
kawatir kalau-kalau tidak menadapatkan bagain ini atau itu. bukankah
Allah swt sudah berjanji dengan ayat-Nya
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Kedua, Kamalut ta’alluqi birabbil alamin, كمال التعلق برب العالمين menggantungkan
diri sepenuhnya kepada Allah swt. tentang rizqi janganlah sampai
menggantungkan diri pada sesama manusia. Karena hal ini akan menyebabkan
kita menjadi seorang peminta-minta. Seorang pengemis yang selalu
mengharapkan berlas kasihan dan pemberian dari orang lain. Begitu
besarnya harapan yang tersimpan dalam diri hingga mengabaikan rasa malu
sebagai peminta-minta. الطمع يزيل الحياء Naudzubillah min dzalik.
Pengemis di zaman sekarang ini beraneka ragam, mulai dari pengemis
gembel, pengemis bergitar, pengemis bersorban, hingga pengemis berdasi.
Semuanya berawal dari ketidak kuwasaan diri menghindar dari nafsu
keinginan untuk memiliki.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang sedang belajar wira’i
maka sebaiknya marilah kita berusaha sekuat tenaga mencari yang halal,
meskipun tidak seberapa. Yang penting usaha itu tidak merusak ibadah
kita kepada Yang Maha Kuasa. Berjualan, menjadi sopir angkot, menjadi
penyemir sepatu, menjadi tukang ojek. Sesungguhnya keringat yang
terkucur itulah tanda kehalalan yang paling otentik.
Suatu ketiak Rasulullah saw pernah ditanya shabat “ya Rasulullah saya
memiliki seekor onta, manakah lebih baik Saya biarkan dengan
bertawakkal, ataukah tali kemudian saya tawakkal?” Rasulullah saw
menjawab “talilah dia kemudian kamu bertawakkal”. Artinya, pasrah dan
menggantungkan diri kepada Allah swt itu boleh dilakukan setelah ada
usaha yang maksimal.
Ketiga,Wujudus sukun ilaihi, وجود السكون اليهmerasa
tenang dengan apa yang diberikan oleh Allah swt. Bahwasannya hidup
dengan kekayaan atupun kesederhanaan juga hidup kecukupan semuanya dapat
diterima dengan lapang dada. Kekurangan merupakan cobaan kemewahan juga
merupakan ujian dari-Nya. Bagaimanapun keadaan hidup di dunia ini
diterima dan dijalani dengan tenang dan tentram.
Keempat, Thuma’ninatul qalbi bihi , طمأنينة القلب به merasa
tenang ketika ingat bahwa segala yang berlaku tidaklah lain kecuali
kehendak Allah swt. ini adalah urusan hati. Ketika segalanya berjalan
dan terjadi pada diri kita, entah itu membuat diri kita nyaman atau
enggan. Ingatlah dengan pesan Allah dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Demikianlah beberapa langkah awal belajar wira’i sebagai sarana
memagari diri agar tidak terlalu hanyut dalam pusaran dunia yang sangat
kuatnya. Begitu pentingnya posisi wirai hingga Rasulullah saw dalam
haitsnya pernah berpesan sebagaimana diriwayatkan Imam Dilami
لو صليتم حتى تكونوا كالحنايا وصمتم حتى تكونوا كالأوتاد لم يقبل الله منكم إلاّ بورع حاجز
Walaupun kamu shalat seperti lengkung gapura (pintu masjid dalam
ideom bahasa Indonesia sering diupamakan sampai bugkuk), dan kamu puasa
hingga seperti tali tampar (karena saking kurusnya), semua itu tidak
diterima oleh Allah swt jika tidak dibarengi dengan wia’i.
Demikianlah khotbah Jum’ah kali ini, meskipun sekelumit semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ
وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ
كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,9-id,44289-lang,id-c,khotbah-t,Mengekang+Nafsu+demi+Keselamatan+Bangsa-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar