KHOTBAH JUM'AT:
Menjaga Sepuluh Mutiara Paling Berharga
===========================
Sepeninggal
Rasulullah SAW, Malaikat Jibril akan tetap turun ke bumi. Tidak untuk
menurunkan wahyu lagi, tetapi guna mengambil sepuluh mutira yang paling
berharga dalam kehidupan manusia.
الحمد
لله أحمده وسبحانه وتعالى على نعمه الغزار, أشكره على قسمه المدرار, .
أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان سيدنا محمدا عبده و
رسوله النبي المختار. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله الأطهار وأصحابه
الأخيار وسلم تسليما كثيرا. أما بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته
ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita kembali menambah kadar ketaqwaan kita kepada Allah swt
dengan menghindar berbagai larangan-Nya dan juga menjauhi berbagai
perkara yang dibenci Rasul-Nya. Sesungguhnya hanya dengan taqwalah kita
akan menghadapi kehidupan ini secara sempurna.
Jama’ah Jum’ah yang berbahagia
Memang tidak selayaknya kita membicarakan keburukan demi keburukan
yang terjadi di muka bumi ini. Apalagi keburukan yag terjadi di sekitar
kita, yang kerap kali melibatkan orang-orang dekat kita. Alangkah
baiknya jikalau kita mulai melangkah menyelesaikan dan membenahi
keburukan itu, tidak sekedar membicarakannya.
Tindak korupsi yang tidak kunjung surut, pasar narkoba yang semakin
meluas, kriminalitas yang kian tinggi, norma dan nilai moral yang telah
bergeser. Begitu merosotnya keadaan di sekitar kita, hingga berbagai
fatwa ulamapun dianggap angin lalu.
Guna berbenah itulah kita harus tahu persis akar permasalahan dari
keburukan itu. Agar treatmen yang akan diberikan tidak salah sasaran.
Nampaknya hadits Rasulullah saw ketika berdialog dengan Malaikat Jibril
dapat dijadikan pegangan sebagai indikasi juga sebagai solusi.
Ketika Rasulullah saw dalam keadaan sakit yang menghantarkan belaiu
wafat, malaikat Jibril datang menemuinya. Setelah berbincang sejenak
Rasulullah saw bertanya kepada Jibril “Jibril, apakah kamu nanti masih
akan sering turun ke bumi ketika aku sudah meninggal? Jibril menjawab
“masih Rasul, saya akan turun sepuluh kali lagi ke bumi, saya turun
untuk mngambil sepuluh mutiara dari bumi ini sepeninggalmu”. Rasulullah
saw pun penasaran, lalu bertanya kembali “mutiara macam apa yang igin
kau ambil itu? jibril menjawab “لأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ)” mutiara pertama yang akan saya ambil dari muka bumi ini adalah barokah.
Para kyai biasa memaknai barokah dengan ziyadatul khair. Yang secara
bahasa dapat diartikan ‘tambah baik’. Artinya, sesuatu itu dianggap
memiliki kebarokahan jika memang dapat melahirkan kebaikan yang lain.
Misalkan berdagang yang berkah itu akan menjadikan pedagangnya makin
banyak bersedekah dan tambah rajin beribadah. Begitu pula ilmu yang
barokah itu akan menjadikan pemiliknya berperilaku semakin baik, tidak
malah semakin buruk. Ilmu akuntansi yang barokah tidak akan disalah
gunakan oleh pemiliknya untuk korupsi.
Jama’ah yang Berbahagia
Mutiara kedua yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah rasa dari hati manusia وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ) jika
demikian, maka yang tersisa hanyalah rasa benci. Lihatlah sekarang di
sekitar kita apakah masih ada cinta dalam hati penguasa yang membuat
rakyat dan para petani hidup makin sengsara. Bagaimana ada cinta jikalau
mereka tega mengimpor bahan baku dan menghancurkan harga local? Apakah
itu cinta? Saya kira kita sudah bisa menilia dan menjawabnya.
Mutiara yang ketika yang akan diambil Jibril dari bumi ini adalah rasa sayang diantara keluarga (وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ jikalau
harimau tidak akan memangsa anaknya sendiri, tetapi sering kali kita
temukan anak dan orang tua saling membunuh, bahkan seorang ibu tega
menjual bayinya. Atau bahkan seorang anak menjual bapaknya. Bahkan dalam
dunia politik yang semakin menghangat karena musim pilkada berapa
saudara yang telah berubah menjadi musuh? Sepertinya rasa sayang antar
keluarga semakin menipis. Namun demikian semoga Allah tetap melindungi
kita semua.
Mutaiar keempat yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini keadilan di hati pemimpin وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ) rasa-rasanya
mengenai hal ini kita bersama telah pandai menilai. Apakah kekuasaan di
sekitar kita masih mengandung keadilan? Dapatkah disebut ke adilan jika
terjadi tebang pilih dalam penegakan hukum? Na’udzubillah min dzalik.
Mutiara kelima yang akan diambil oleh Jibril dari bumi ini adalah وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ)
rasa malu dari perempuan. Rasa malu itu kini telah dirubah menjadi rasa
bangga. Bangga menjadi perempuan simpanan. Bangga menjadi gadis
gratifikasi seksual, bahkan sebagian menggunakan alasan seni demi
menutupi kemaluan yang telah hilang. Semoga kita semua terhindar dari
yang demikian ini.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mutiara keenam yang akan diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ) kesabaran
dari para fakir. Perlu diakui bahwa factor yang mengondisikan negara
miskin dan berkembang tetap aman dan tertata adalah kesabaran para fakir
dalam menerima bagian mereka. Namun, ketika golongan fakir miskin ini
tidak sabar dengan nasib mereka, maka kesenjangan social bisa berubah
menjadi kekacauan fisik. Inilah yang tergambar dalam prosesi premanisme
di berbagai kota.
Mutiara ketujuh yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ)
wirai dan zuhud dari para ulama. Wira’i adalah menjaga diri dari yang
syuhbat dan yang haram, sedangkan zuhud itu tidak mementingkan
harta-dunia, keduanya merupakan karakter para ulama. Akan tetapi jika
wira’i dan zuhud telah hilang dari ulama maka nilai keulamannyapun mulai
berkurang. Nampaknya inilah yang terjadi pada ulama kita. wajarlah jika
akhir-akhir ini berbagai fatwa mereka tidak di dengar lagi oleh
masyarakat. Pengajian-pengajiannya hanya dianggap sebagai tontonan.
Mutiara ke delapan yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ) kedermawanan
bagi orang kaya. Diantara unsur yang dapat melanggengkan sirkulasi
kehidupan ekonomi dan social di suatu masyarakat adalah kesabaran fakir
dan kedermawanan orang kaya. Keduanya akan saling mengisi. Namun jikalau
semua itu lenyap, maka harmonisme dalam satu masyarakat dapat hilang
tergantikan dengan unharmonism.
Jama’ah yang Berbahagia
Mutiara ke Sembilan yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ) mengangkat
al-Qur’an, tepatnya menghilangkan ruh al-Qur’an itu sendiri sebagai
tuntunan dalam kehidupan. Memang, kemajuan teknologi kini makin
mempermudah telinga kita mendengarkan lanutnan ayat-ayat al-Qur’an.
melalui mp3, DVD, online bahkan juga tafsirnya pun dapat diperoleh
dengan mudah pula. Akan tetapi semangat qur’an itu sendiri sekarang
makin pudar bersama dengan makin mudahnya mendengarkan al-qur’an. Meski
demikian kita harus tetap berusaha memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa
agar Jibril tidak mengambil mutiara ini.
Dan terakhir, mutiara yang diambil oleh Jibril dari bumi adalah iman. العاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ) mungkin
ini adalah mutiara paling berharga diantara sembilan mutiara lainnya.
Atau bisa saja ini adalah urutan mutiara yang paling akhir yang akan
diambil oleh Jibril. Sebagaimana struktur teks hadits ini yang
memposisikannya paling belakang. Iman itu ada di hati semoga Allah
menetapkannya dalam hati kita masing-masing.
Jama’ah yang Dimuliakan Allah
Khotbah kali ini sebenarnya berdasarkan pada hadits yang bunyinya:
رُوِىَ أَنَّ
جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ نَزَلَ عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فىِ مَرَضِ مَوْتِهِ فَقاَلَ ياَجِبْرِيْلُ هَلْ
تَنْزِلُ مِنْ بَعْدِى ؟؟ فَقاَلَ نَعَمْ ياَرَسُوْلَ اللهِ أَنْزِلُ
عَشْرَ مَرَّاتٍ أَرْفَعُ العَشْرَ الجَواَهِرِ مِنَ الأَرْضِ قاَلَ ياَ
جِبْرَيْلُ وَماَتَرْفَعُ مِنْهاَ ؟ قاَلَ ؛ (الأَوَّلُ) أَرْفَعُ
البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ (وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ
قُلُوْبِ الخَلْقِ (وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ
الأَقاَرِبِ (وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ
(وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ (وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ
الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ (وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ
مِنَ العُلَماَءِ (وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ
(وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ (وَالعاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ
Dari hadits inilah khotib kemudian berusaha mengefaluasai realita
zaman sekarang yang ternyata dalam bahasa hadits itu Jibril sudah mulai
bertindak turun kebumi satu-persatu mengambil mutiara itu. Semoga masih
banyak mutiara yang tersisa. Semoga Allah swt memberikan kekuatan pada
kaum muslimin untuk menjaga kesepuluh mutiara tersebut.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ
عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا
بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ
ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ
كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,9-id,42671-lang,id-c,khotbah-t,Menjaga+Sepuluh+Mutiara+Paling+Berharga-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar