Puasa, Meraih Predikat Muttaqin
=======================
Setiap tahun
terdapat satu bulan yang multi bonus, Ramadhan. Namun, apakah benar kita
menyambut antusias terhadap datangnya bulan penuh berkah ini? Atau kita
menyambutnya biasa-biasa saja tanpa ada ekspresi bahagia?
Dijelaskan bahwa predikat yang diperoleh oleh orang yang berpuasa
adalah takwa, menjadi Muttaqin. Seorang muttaqin merupakan orang yang
selalu mengerjakan apa-apa yang diperintahkan oleh allah dan menjauhi
segala larangannya.
Bagaimana meraih Predikat muttaqin dalam berpuasa? Coba kita tengok
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bagaimana predikat muttaqin melekat
kepada orang yang bertaqwa, yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar
kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Ibadah puasa adalah salah satu perintah yang meminta pengorbanan
kesenangan diri dan kebiasaan tiap hari. Kalau perintah tidak dijatuhkan
kepada orang yang beriman tidaklah akan berjalan.
Imam Ath Thabari menegaskan bahwa ayat ini ditujukan untuk
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan
keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada keduanya. Ibnu Katsir
menyatakan, firman Allah Ta’ala ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dari umat manusia.
Dari ayat ini kita melihat dengan jelas adanya kaitan antara puasa
dengan keimanan seseorang. Allah Ta’ala memerintahkan puasa kepada
orang-orang yang memiliki iman, dengan demikian Allah Ta’ala pun hanya
menerima puasa dari jiwa-jiwa yang terdapat iman di dalamnya. Dan
puasa juga merupakan tanda kesempurnaan keimanan seseorang.
Dari penjelasan di atas juga dapat dipahami bahwa peraturan puasa
bukanlah peraturan yang baru dibuat setelah Nabi, melainkan sudah
diperintahkan juga kepada umat-umat terdahulu meskipun kitab Taurat
tidak menerangkan peraturan puasa sampai kepada hal yang terkecil, namun
didalamnya ada pujian dan anjuran kepada setiap orang agar berpuasa.
Puasa merupakan syariat yang penting di dalam tiap-tiap agama,
mskipun ada perubahan-perubahan dari hari ataupun bulan. Setelah
Rasulullah SAW diutus ditetapkanlah puasa bagi umat Islam pada bulan
Ramadhan dan dianjurkan pula menambah (tathawwu’) dengan hari-hari yang lain.
Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan hikmah disyariatkannya puasa seraya berfirman, {لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} "Agar
kamu bertakwa," karena sesungguhnya puasa itu merupakan salah satu
faktor penyebab ketakwaan, karena berpuasa adalah merealisasikan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Dan di antara gambaran yang meliputi ketakwaan dalam puasa itu adalah
bahwa orang yang berpuasa akan meninggalkan apa yang diharamkan oleh
Allah seperti makan, minum, melakukan jima' dan semacamnya. Semua itu
adalah hal-hal yang biasanya dihalalkan dan diinginkan oleh nafsunya.
Namun saat berpuasa, ia menahan diri dan menghindarinya dengan maksud
mendekatkan diri kepada Allah seraya mengharapkan pahala.
Inilah hal yang merupakan ketakwaan, di antaranya juga sebagai
gambaran bahwasanya orang yang berpuasa itu melatih dirinya dengan
selalu merasa diawasi oleh Allah Ta’ala, maka meninggalkan apa yang
diinginkan oleh nafsunya padahal dia mampu melakukannya karena dia tahu
bahwa Allah melihatnya.
Orang yang berpuasa harus menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh
Allah berupa makan, minum, bersetubuh dan semisalnya. Padahal jiwa
manusia memiliki kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua
itu demi mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya.
Ini semua merupakan bentuk taqwa’.
Orang yang berpuasa akan melatih dirinya untuk mendekatkan diri
kepada Allah, dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya.
Sebetulnya ia mampu untuk makan, minum atau berjima’ dengan
suami/istinya tanpa diketahui orang, namun ia meninggalkannya karena
sadar bahwa Allah mengawasinya.
Dari itu, mari menata kembali niat untuk mengarungi bulan penuh
berkah ini, guna memperoleh predikat muttaqin seperti yang kita inginkan
bersama.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,59-id,45798-lang,id-c,taushiyah+ramadhan-t,Puasa++Meraih+Predikat+Muttaqin-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar