Pejuang Demokrasi itu Bernama Gus Dur
=========================
Yogyakarta, NU Online
Para pecinta dan pelanjut perjuangan Gus Dur atau Gusdurian Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar nonton bareng (Nobar) film Di Bawah Bendera Demokrasi di Radio Buku, Jl. Patehan Wetan 3, Yogyakarta, Sabtu sore (13/7).
Film tersebut menceritakan sepak terjang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dus) dalam memimpin bangsa Indonesia ataupun NU.
Di film tersebut, Yeni Wahid mengungkapkan, bahwa demokrasi yang diangkat Gus Dur adalah, semua orang mempunyai hak melaksanakan keinginan. Dan kewajiban sosial tetap dilaksanakan. Semua orang berhak tanpa mengebiri orang lain.
“Gus Dur sangat terilhami oleh ajaran Mahatma Gandhi, yaitu Ahimsa. Gus Dur ingin membawa perdamaian dalam kehidupan kebangsaan kita," tambah salah seorang putri Gus Dur tersebut.
Tidak hanya Yeni yang berkomentar dalam film produksi Metro Films tersebut, tokoh dan sahabat Gus Dur menjelaskan seputar pemikirannya. Mudji Sutrisno, teolog Katolik misalnya, berpendapat.
“Demokrasi yang diperjuangkan oleh Gus Dur adalah dengan mencintai manusianya terlebih dahulu, setelah itu demokrasi baru diperjuangkan,” ungkapnya.
Ia mengimbau para Gusdurian, jangan hanya merindukan Gus Dur, tetapi menjadilah Gus Dur-Gus Dur yang baru.
Pada kesempatan tersebut hadir putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid. Ia mengatakan, film harus menjadi pemicu para Gusdurian, “Saya yakin teman-teman sudah banyak mempunyai kesimpulan dari film Di Bawah Bendera Demokrasi,” katanya.
Ia menambahkan, demokrasi yang diusung Gus Dur adalah demokrasi yang membuat masyarakat dapat memperjuangkan haknya.
Para pecinta dan pelanjut perjuangan Gus Dur atau Gusdurian Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar nonton bareng (Nobar) film Di Bawah Bendera Demokrasi di Radio Buku, Jl. Patehan Wetan 3, Yogyakarta, Sabtu sore (13/7).
Film tersebut menceritakan sepak terjang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dus) dalam memimpin bangsa Indonesia ataupun NU.
Di film tersebut, Yeni Wahid mengungkapkan, bahwa demokrasi yang diangkat Gus Dur adalah, semua orang mempunyai hak melaksanakan keinginan. Dan kewajiban sosial tetap dilaksanakan. Semua orang berhak tanpa mengebiri orang lain.
“Gus Dur sangat terilhami oleh ajaran Mahatma Gandhi, yaitu Ahimsa. Gus Dur ingin membawa perdamaian dalam kehidupan kebangsaan kita," tambah salah seorang putri Gus Dur tersebut.
Tidak hanya Yeni yang berkomentar dalam film produksi Metro Films tersebut, tokoh dan sahabat Gus Dur menjelaskan seputar pemikirannya. Mudji Sutrisno, teolog Katolik misalnya, berpendapat.
“Demokrasi yang diperjuangkan oleh Gus Dur adalah dengan mencintai manusianya terlebih dahulu, setelah itu demokrasi baru diperjuangkan,” ungkapnya.
Ia mengimbau para Gusdurian, jangan hanya merindukan Gus Dur, tetapi menjadilah Gus Dur-Gus Dur yang baru.
Pada kesempatan tersebut hadir putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid. Ia mengatakan, film harus menjadi pemicu para Gusdurian, “Saya yakin teman-teman sudah banyak mempunyai kesimpulan dari film Di Bawah Bendera Demokrasi,” katanya.
Ia menambahkan, demokrasi yang diusung Gus Dur adalah demokrasi yang membuat masyarakat dapat memperjuangkan haknya.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,45838-lang,id-c,nasional-t,Pejuang+Demokrasi+itu+Bernama+Gus+Dur-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar