ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Rabu, 03 Juli 2013

Andaikan Ilmu Falaq yang Melampaui Hayal itu Diajarkan

========
Andaikan Ilmu Falaq yang Melampaui Hayal itu Diajarkan
======================

Alkisah, seorang santri yang ahli ilmu falaq (astronomi) sedang menghitung-hitung kapankan lampu pertomak yang ada di depannya pecah. Orang Jawa menyebut lampu itu oplek atau templek. Selama ini lampu yang menggunakan sumbu dan minyak kelapa itu selalu menemaninya begadang sampai larut malam, bahkan sampai pagi. Ia selalu mencorat-coret kertas menyusun angka-angka, meramalkan sesuatu yang bakal terjadi. Saking asyiknya berhitung, istri dan anak-anaknya pun kadang tidak dihiraukannya.
Suatu siang, ia sengaja menaruh lampu petromak di atas meja di pelataran rumahnya. Berdasarkan perhitungannya, siang itu, tepat pukul 13:23:33 (jam satu siang lewat 23 menit 33 detik) lampu petromaknya akan pecah.
Maka tibalah detik-detik yang diantikannya. Duapuluh tujuhduapuluh delapan..duapuluh sembilantigapuluh  tiba tiba istrinya menghampirinya dan langsung marah-marah, dasar suami malas. Siang-siang begini masih molor. Kemudian ia melempar lampu petromak yang ada di hadapan suaminya hinggap pecah tepat pada detik ke-33.
Kisah ini diceritakan oleh Pak Samudi, dosen ilmu falak di fakultas Syariah Institut agama Islam Tribakti, Kediri, masih dalam naungan Pondok Pesantren Lirboyo. Pak Samudi sekadar memberikan gambaran betapa hebatnya ilmu falak yang dimiliki oleh ulama-ulama terdahulu.
Ada lagi cerita. Seorang ahli falak yang lain menghitung kapankah seekor burung di dalam kurungannya akan mati. Sampailah ia menemukan angka yang diinginkannya. Berdasarkan perhitunggannya burung itu akan mati pada Senin tiga bulan depan pukul 05:13:18. Singkat cerita sampailah ia pada detik detik yang menegangkan. Namun pada pukul 05.10 menit 3 detik, tiba-tiba arloji yang ada ditangannya berhenti, sementra arloji itulah satu-satunya penunjuk waktu yang ia punya, lagi pula sudah dicocokkan dengan hitunggan-hitunggannya.
Ahli falaq tadi bimbang apakah memilih membetulkan arlojinya ataukah terus mengamati burung dalam kurungan di depannya. Ia panik dan mondar-mandir kesana kemari. Kalau ia membetulkan arloji berarti ia kehilangan sesuatu yang telah ditunggunya selama tiga bulan. Jika mengamati burungnya, bagaimana dia tahu kapan pukul 05:13:18. Ia terus mondar-mandir. Ia akhirnya menentukan pilihan yakni tetap mengamati burungnya dengan menggunakan tepukan tangan atau detak jantungnya sebagai pengganti detak jam. Tapi apakah benar-benar perkiraan ini cocok. Dia ragu dan kembali mondar-mandir. Tampa sadar ia tersandung sesuatu dan jatuh menimpa kurungan burungnya. Ia pingsan dan burungnya mati tepat pada pukul 05:13:18.
Demikianlah. Entah cerita tadi benar-benar serius atau hanya mitos. Atau kadang mitos itu adalah cara orang-orang dulu untuk mengungkapkan realitas yang telah lama sekali terjadi? Entahlah. Yang pasti, Pak Samudi mengatakan bahwa ramalan-ramalan tadi sengaja dihilangkan dari disiplin ilmu falaq karena para ulama terdahulu khawatir para santri akan membocorkan beberapa taqdir Tuhan, misalnya dengan meramalkan kematian seseorang, dan ini brbahaya bagi ketauhidan seseorang.
Nah, yang terakhir ini pendapat pribadi. Sekarang ini, kita terutama kalangan pesantren hanya bisa berhayal bangga seharusnya para ahli ilmu falaqlah yang lebih dulu naik ke bulan. Nyatanya, ilmu falaq yang dulu begitu-itu, sekarang ini hanya berfungsi untuk menghitung kapankan datang dan perginya bulan Ramadlan dan Syawal. Ini pun selalu berbenturan dengan kecenderungan para kiai yang selalu berpegang teguh pada ketentuan lama bahwa kepastian Ramadlan dan Syawal itu harus dengan melihat bulan secara langsung. Ada juga yang sampai tidak bersedia memakai alat modern, namun melihat bulan dengan mata kepala.
Mungkinkan ilmu falaq dikembangkan secara modern dan lebih canggih lagi? Sehingga tidak sekedar berfungsi untuk menentukan Ramadlan dan Syawal, atau membikin jadwal waktu sholat. Adakah pembaca lebih tahu soal ilmu falaq ini?

sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,7-id,7663-lang,id-c,fragmen-t,Andaikan+Ilmu+Falaq+yang+Melampaui+Hayal+itu+Diajarkan-.phpx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar