Peneliti Australia Riset Bahtsul Masail NU
======================
Jakarta, NU Online
Peneliti dari Universitas Melbourne Australia Rowan Gould sedang mengadakan riset tentang proses produksi fatwa dalam bahtsul masail Nahdaltul Ulama. Penelitian ini terkait dengan tugas penyelesaian pendidikan S2 Rowan di kampus tertua kedua di Australia itu.
Rowan mengatakan, dirinya akan menelusuri metodologi (manhaj) dan dinamika hukum Islam di kalangan Nahdliyin dengan pendekatan hukum Islam dan perangkat ilmu lainnya, seperti sosiologi. Rowan mengaku belum merumuskan secara spesifik tentang judul tesis yang akan diangkat.
“Tertarik mengkaji NU karena merupakan organisasi Islam terbesar. Selain itu, yang khas, NU memiliki koneksi dengan tradisi keilmuan dari ulama-ulama klasik,” terang peneliti di National Centre of Excellence for Islamic Studies Australia ini, Rabu (19/6), di Jakarta.
Rencananya, jelas Rowan, sejumlah penemuan akan dikomparasikan dengan ormas lain, seperti Muhammadiyah, dengan tetap memusatkan objek kajian pada tema bahtsul masail NU. Sebelumnya, Rowan mengaku fokus pada studi tafsir al-Qur’an selama menjadi staf dosen pengantar al-Qur’an di kampus setempat.
Rowan menjelaskan agenda penelitian tersebut setelah mengikuti kegiatan bahtsul masail yang digelar Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) dan Lembaga Kesehatan NU (LKNU) tentang penanggulangan HIV/AIDS, Rabu. Forum ini dihadiri antara lain Wakil Rais Aam PBNU KH Musthafa Bisri, Katib Aam PBNU KH Malik Madani, serta sejumlah Rais Syuriyah PBNU, yakni KH Masduqi Mahfudz, KH Mas Subadar, KH Ahmad Ishomuddin, KH Ibnu Ubaidillah Syatori, dan KH Masdar Farid Mas’udi.
Peneliti dari Universitas Melbourne Australia Rowan Gould sedang mengadakan riset tentang proses produksi fatwa dalam bahtsul masail Nahdaltul Ulama. Penelitian ini terkait dengan tugas penyelesaian pendidikan S2 Rowan di kampus tertua kedua di Australia itu.
Rowan mengatakan, dirinya akan menelusuri metodologi (manhaj) dan dinamika hukum Islam di kalangan Nahdliyin dengan pendekatan hukum Islam dan perangkat ilmu lainnya, seperti sosiologi. Rowan mengaku belum merumuskan secara spesifik tentang judul tesis yang akan diangkat.
“Tertarik mengkaji NU karena merupakan organisasi Islam terbesar. Selain itu, yang khas, NU memiliki koneksi dengan tradisi keilmuan dari ulama-ulama klasik,” terang peneliti di National Centre of Excellence for Islamic Studies Australia ini, Rabu (19/6), di Jakarta.
Rencananya, jelas Rowan, sejumlah penemuan akan dikomparasikan dengan ormas lain, seperti Muhammadiyah, dengan tetap memusatkan objek kajian pada tema bahtsul masail NU. Sebelumnya, Rowan mengaku fokus pada studi tafsir al-Qur’an selama menjadi staf dosen pengantar al-Qur’an di kampus setempat.
Rowan menjelaskan agenda penelitian tersebut setelah mengikuti kegiatan bahtsul masail yang digelar Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) dan Lembaga Kesehatan NU (LKNU) tentang penanggulangan HIV/AIDS, Rabu. Forum ini dihadiri antara lain Wakil Rais Aam PBNU KH Musthafa Bisri, Katib Aam PBNU KH Malik Madani, serta sejumlah Rais Syuriyah PBNU, yakni KH Masduqi Mahfudz, KH Mas Subadar, KH Ahmad Ishomuddin, KH Ibnu Ubaidillah Syatori, dan KH Masdar Farid Mas’udi.
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,45258-lang,id-c,nasional-t,Peneliti+Australia+Riset+Bahtsul+Masail+NU-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar