Hukum makmum perempuan mengingatkan imam dengan membaca tasbih
Pertanyaan :
Kalau ada imam dan makmum perempuan, si imam ini salah dan oleh si makmum perempuan ini dibenarkan dengan membaca subhanallah bukan dengan tepuk tangan, bagaimana sholatnya si makmum perempuan ini, batal apa tidak ?
( Dari : Iqbalul Muid )
Jawaban :
Dalam berjamaah ketika imamnya salah, maka disunatkan bagi makmum perempuan mengingatkan sang imam dengan cara bertepuk, Kalau mengingatkannya dengan cara membaca tasbih (Subhanalloh) sebagaimana makmum lelaki, maka hukumnya khilafus sunnah (menyalahi kesunatan) namun tidak sampai makruh. Dihukumi khilafus sunnah karena menyalahi apa yang diajarkan oleh Nabi, yaitu bagi laki-laki mengingatkannya dengan membaca tasbih, sedangkan bagi perempuan dengan tepuk tangan, sebagaimana sabda Nabi ;
مَنْ نَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الْتُفِتَ إِلَيْهِ وَإِنَّمَا التَّصْفِيحُ لِلنِّسَاءِ
“Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan khusus untuk wanita.” (Shohih Muslim no. 421)
Ketentuan ini berlaku baik wanita tersebut sedaga sholat berada dihadapan para wanita, ditempat yang sepi, dihadapan muhrimnya atau dihadapan para lelaki lain sebagaimana dimutlakkan oleh ashab syafi'i.
Dan apabila perempuan membaca tasbih saat mengingatkan imam, sholatnya tetap tidak batal, karena bacaan subhanalloh termasuk bacaan dzikir, sedang membaca dzikir dalam sholat itu tidak sampai membatalkan sholat. Tapi yang perlu diingat, saat pembacaan subhanalloh tidak hanya bertujuan mengingatkan imam, tapi diniati membaca dzikir juga.
Kesimpulannya, mengingatkan imam dengan membaca subhanalloh bagi makmum perempuan itu hukumnya khilafus sunnah dan sholatnya tetap sah.
( Di jawab oleh : Kudung Khantil Harsandi Muhammad dan Aslim Tas'ad Sie Pengajian )
Referensi :
Hasyiyah Asy-Syibromalisi Ala Nihayatul Muhtaj, Juz : 2 Hal : 47-48
Ibarot :
Hasyiyah Asy-Syibromalisi Ala Nihayatul Muhtaj, Juz : 2 Hal : 47-48
ويسن لمن) (نابه شيء) في صلاته (كتنبيه
إمامه) لنحو سهو (وإذنه لداخل) أي مريد دخول استأذنه في الدخول عليه
(وإنذاره أعمى) أو نحوه كغافل وغير مميز خاف من وقوعه في محذور (أن يسبح)
الذكر بقصد الذكر وحده أو مع الإعلام (وتصفق المرأة) أي الأنثى ومثلها
الخنثى (بضرب) بطن (اليمنى على ظهر اليسار –إلى أن قال- والأصل في ذلك خبر
«من نابه شيء في صلاته فليسبح، فإنه إذا سبح التفت إليه، وإنما التصفيق
للنساء» فلو صفق هو وسبحت هي فخلاف السنة، وشمل كلامه ما لو كانت المرأة
بحضرة النساء أو في الخلوة أو بحضرة المحارم أو الرجال الأجانب فتصفق؛ لأنه
وظيفتها كما اقتضاه إطلاق الأصحاب
.......................
[حاشية الشبراملسي]
قوله: فخلاف السنة) أي وليس مكروها
sumber:http://www.fikihkontemporer.com/2013/01/hukum-makmum-perempuan-mengingatkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar