ABDUL HAMID MUDJIB HAMID BERSHOLAWAT

Selasa, 19 November 2013

Sahkah sholat orang yang terus menerus mengeluarkan air kencing ?

=========

Sahkah sholat orang yang terus menerus mengeluarkan air kencing ?


Pertanyaan :
Assalamu alaikum..
Bu dhe sudah menginjak usia menaupouse, beberapa hari dia mengeluh; "kok pipis (air kencing)-ku keluar sendiri to, kadang cuma sedikit namun terkadang juga banyak, tapi lama-lama risih juga karena keseringan, bahkan ketika rukuk atau sujud seperti biasanya keluar lagi pipisnya, mungkin karena faktor usianya mungkin.
Bagaimanakah hukum sholat dan ibadah si Bu Dhe tadi ? dan apakah harus mengulanginya lagi ?
( Dari : Ridwan Yahya )


Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh
Orang yang terus menerus mengeluarkan air kencing dalam fiqih disebut "da'imul hadats", artinya orang yang langgeng hadatsnya, dan ketentuan yang berlaku bagi orang yang mengalami hal seperti ini disamakan dengan wanita yang sedang mengeluarkan darah istihadhoh dengan sedikit perbedaan dalam perinciannya.
Berikut ini perincian hal-hal yang harus dikerjakan sebelum mengerjakan sholat bagi orang yang mengalami hal tersebut ;
1. Mengikat atau memberikan perban atau yang lainnya pada alat kelaminnya untuk mencegah menetesnya  air kencing saat sholat.
2.Jika waktu sholat sudah masuk, diwajibkan segera berwudhu, dan wudhunya harus dilakukan setelah waktu sholat masuk, tidak boleh dilakukan sebelum masuknya waktu sholat. 
Niat wudhunya adalah sebagai berikut :
NAWAITUL WUDHU'A LISTIBAHATIS SHOLATI FARDHON LILLAHI TA'ALA
"Saya niat wudhu agar diperbolehkan melakukan sholat..."
Atau bisa juga dengan niat secara umum, maksudnya entah itu mau sholat atau melakukan hal-hal lain yang diharuskan wudhu dahulu, yaitu :
NAWAITUL WUDHU'A LISTIBAHATI MUFTAQIRIN ILA WUDHU'IN FARDHON LILLAHI TA'ALA
"Saya niat wudhu agar diperbolehkan melakukan perkara yang membutuhkan wudhu'..."
Dan ketika wudhu, diwajibkan untuk muwalah (terus menerus) dalam membasuh dan mengusap anggota badannya. Maksud dari muwalah adalah pembasuhan atau pengusapan anggota badan dilakukan sebelum anggota badan yang dibasuh atau diusap sebelumnya kering.
3. Setelah wudhu, diwajibkan untuk segera melakukan sholat dan tidak boleh mengakhirkannya kecuali apabila mengakhirkannya karena melakukan hal-hal yang berkaitan dengan sholat, seperti menjawab adzan, melakukan sholat sunat qobliyah atau menunggu dimulainya sholat jama'ah.
4. Semua hal diatas dilakukan setiap kali akan melakukan sholat fardhu, termasuk mengganti kain pengikat/penutupnya, atau mencuci kain yang dipakai sebagai pembalut sebelumnya.
Dan bila semua hal diatas sudah dilakukan, maka sholat yang dikerjakan sah dan tidak usah mengqodho' (mengulaingi)nya lagi. Wallohu a'lam.
( Dijawab oleh : Farid Muzakki, El Jauhary, Siroj Munir, Misbach Al Munier dan Ubaid Bin Aziz Hasanan )
Referensi :
1. Al-Bayan, Juz : 1  Hal : 416
2. Minhajut Tholibin, Hal : 19
3. At-Taqrirot Asy-Syadidah, Hal : 171
4. Syarah Al-Mahalli Alal Minhaj, Juz : 1  Hal : 30



Ibarot :
Al-Bayan, Juz : 1  Hal : 416
[فرع: صاحب السلس]
ومن به سلس البول والمذي.. حكمه حكم المستحاضة في الشد، والوضوء لكل صلاة؛ لأن ذلك من نواقض الوضوء، فهو كالاستحاضة

Minhajut Tholibin, Hal : 19

والاستحاضة حدث دائم كالسلس فلا تمنع الصوم والصلاة فتغسل المستحاضة فرجها وتعصبه وتتوضأ وقت الصلاة وتبادر بها فلو أخرت لمصلحة الصلاة كستر وانتظار جماعة لم يضر وإلا فيضر على الصحيح ويجب الوضوء لكل فرض وكذا تجديد العصابة في الأصح

At-Taqrirot Asy-Syadidah, Hal : 171

الأحكام العامة للمستحاضة
تختلف المستحاضة عن الحائض والنفساء, فالمستحاضة يجب عليها أن تصلي, وصلاتها صحيحة ولا قضاء عليها, وإذا حل رمضان وجب يجب عليها الصوم, ويجوز لزوجها أن يأتيها ولو مع سيلان الدم

الخطوات التي تتخذها المستحاضة إذا أرادت الصلاة
يجب عليها أن تتطهر من النجاسة الدم وغيره
يجب عليها الخشو في موضع خروج الدم بقطن أو نحوه, إلا غذا كانت تتأذى, أو كانت صائمة, لأن ذلك يفطرها, ويجب عليها التعصب إن لم يكف الحشو
يجب عليها المبادرة بعد ذلك بالوضوء, وشرطه أن يكون بعد دخول الوقت, والموالة فيه
يجب عليها المبادرة إلى الصلاة, فلا يجوز تأخيرها, إلا إذا كان التأخير لمصلحة الصلاة كإجابة مؤذن ونافلة قبلية وانتظار جماعة

Syarah Al-Mahalli Alal Minhaj, Juz : 1  Hal : 30

ومن دام حدثه كمستحاضة ) ومن به سلس البول ( كفاه نية الاستباحة ) كغيره ( دون الرفع ) لبقاء حدثه ( على الصحيح فيهما
 
sumber:http://www.fikihkontemporer.com/2013/03/sahkah-sholat-orang-yang-terus-menerus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar