Khotbah
Meyikapi Kondisi Bangsa Masa Kini
========================
Ma'asyiral musliminrahimakumullah
Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di negara kita.
اَلْحَمْدُ
ِلله ِاَّلذِيْ اَنْعَمَناَ بِنِعْمَةِ اْلإ ِ يْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ وَ
بِشَرِيْعَةِ نَبِيِّنَامُحَمَّدٍ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَه إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَِّبيِّّ اْلأُ مِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ
وَجَمِيْعِ أُمَّتِهِ وسَلَّمَ أَمَابَعْدُ
فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَّ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ لَعَلَكُمْ
تُفْلِحُوْنَ. قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ أَعُوذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ كبر مقتا عند الله أن تقولوا مالا تفعلون
Hadirin rahimakumullah
Adalah sebuah kewajiban bagi setiap khotib
disetiap mengawali khutbah untuk mengajak dan mengingatkan para jama'ah
agar selau meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu,
marilah kita bersama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Nya dalam sebuah
bentuk perilaku menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan
segala apa yang dilarang oleh Nya. Apabila hal ini dapat kita wujudkan
dalam kehidupan kita sehari hari dengan rasa penuh keikhlasan maka
niscaya kehidupan kita akan senantiasa dalam naungan dan ridhoNya. Akan
berbeda sekali dengan kehidupan orang orang yang selalu melanggar
perintah Allah yang kehidupan mereka penuh dengan kemaksiatan, ketidak
cukupan dan jauh dari ketentraman.
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Fenomena pelanggaran terhadap perintah Allah
kini sudah nampak sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
negara kita. Kita tahu dan lihat bersama-sama melalui berita di media
cetak dan elektronik bagaimana sekarang ini para pesohor dan pejabat
dinegeri ini nampak nyata melakukan praktek-praktek yang melanggar
perintah Allah SWT yaitu korupsi. Sebuah kata yang mungkin sangat
familiar di telinga kita yang setiap hari di bicarakan dimana mana
ketika kita bertemu dengan orang orang disekitar kita.
Korupsi merupakan penyakit yang sangat
berbahaya. Korupsi bukan saja menyengsarakan orang yang melakukan
korupsi saja, namun orang lain pun akan merasakan kesengsaraan juga.
Praktek korupsi yang dilakukan oleh para pesohor dan pejabat di negeri
ini sudah sangat memprihatinkan. Mereka mengambil hak hak warga untuk
hidup sejahtera dengan memperkaya diri sendiri ataupun golongan mereka.
Mereka sudah melupakan bahwa mereka adalah orang yang diberi amanah oleh
bangsa untuk mengelola negeri ini untuk menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Mereka sudah melupakan janji mereka sendiri ketika mereka menginginkan jabatan sebagai seorang pemimpin.
Dengan melihat fenomena ini, muncul pertanyaan
pertanyaan instropektif apakah masih pantas bagi mereka untuk menjadi
pemimpin pemimpin kita? Apakah pantas orang yang korupsi dan merugikan
bangsa, kita percaya lagi untuk menjadi suri tauladan kita?.
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Mungkin kita sudah merasa jenuh terhadap
janji-janji mereka. Mungkin kita juga merasa bosan dengan kelihaian
mereka dalam merangkai dan memainkan kata manis untuk mencari cari
alasan pembenaran. Oleh karena itu, Kita harus bersikap bijak dalam
menentukan siapa yang akan kita titipi amanah untuk menjalankan
pemerintahan negara kita. Kita haruslah memilih pemimpin yang benar
benar bisa mempraktekkan apa yang mereka katakan. Janganlah kita memilih
pemimpin yang dengan berkedok kesolehan dan anti korupsi namun dalam
prakteknya jauh dari apa yang disampaikan. Allah SWT sangat membenci
orang orang yang tidak sesuai dengan apa yang dikatakan sebagaimana
firmannya dalam QS: As Shaaf : 3 :
كبر مقتا عند الله أن تقولوا مالا تفعلون
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Tinggalkan korupsi mungkin sebuah kata yang
mudah untuk diucapkan. Namun pada prakteknya hal ini sangat susah untuk
dilakukan. Manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki nafsu dan memiliki
keinginan. Ketika kebutuhan hidup semakin tinggi sementara pendapatan
tidak mencukupi maka sering manusia menggunakan sifat syaitoniyyah
untuk melakukan tindakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang
salah satunya adalah praktek korupsi.
Namun Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Bila kita selalu berpegang teguh pada agama
dan yakin bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu di awasi oleh Allah,
maka tentunya kita dapa mengontrol perilaku mana yang baik dan perilaku
mana yang buruk. Kita haruslah memulai kebaikan dari diri kita sendiri
yang kemudian akan menyebar pada keluarga kita dan akhirnya akan meluas
kepada masyarakat yang ada disekitar kita. Oleh karena itu, Marilah kita
bersama menjauhi praktek praktek korupsi supaya kita terhindar dari
siksaan api neraka yang bahan bakar dari api neraka itu adalah orang
orang yang melakukan maksiat kepada Allah dengan melakukan hal hal yang
dilarangNya. Hal ini termaktub dalam QS : At- Tahrim : 6
ا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ
لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Dari ayat ini kita juga dapat mengambil hikmah
untuk selalu mengingatkan kepada keluarga kita, anak anak kita untuk
menjauhi siksa api neraka dengan mendidik mereka untuk selalu ingat
kepada Allah SWT dengan menjauhi praktek praktek kehidupan yang dilarang
oleh Allah yang salah satunya adalah perilaku korupsi. Keturunan
keturunan kita hendaklah dididik dengan benar untuk berperang melawan
korupsi yang pada akhirnya nanti dapat meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa dengan bersih untuk mensejahterakan warga sehingga
pemerintahan yang bersih bukan hanya slogan belaka.
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini
akan kita pertanggungjawabkan besok di hari akhir. Mungkin kita bisa
membuat rekayasa pertanggungjawaban didunia. Namun diakhirat nanti kita
tidak bisa merekayasa pertanggungjawaban di sisi Allah SWT. Kita tidak
memiliki daya karena mulut kita tidak bisa berbicara bohong seperti
semasa kita hidup didunia. Tangan kitalah yang akan berbicara dengan
disaksikan oleh kedua kaki kita. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah SWT
sebagaimana firman Nya dalam QS Yasiin : 65
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“ Pada hari ini Kami tutup mulut mereka;
dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki
mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Ma'asyiral musliminrahimakumullah,
Diakhir khutbah ini, marilah kita bersama sama
berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk selalu meninggalkan
perbuatan buruk dan selalu menyebarkan perilaku perilaku yang baik
sehingga tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita
akan jauh dari praktek korupsi dan dapat berjalan sesuai dengan tuntunan
yang ada dalam Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ
عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَىوَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ
نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ
وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ
بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Penulis: Muhammad Faizin, S.Pd ( Sekretaris LTN NU Kabupaten Pringsewu)
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,9-id,42964-lang,id-c,khotbah-t,Meyikapi+Kondisi+Bangsa+Masa+Kini-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar