Shalat Sunnah Isyraq
===============
Shalat sunnah isyraq
adalah shalat sunnah dua raka’at yang dikerjakan setelah matahari
terbit sekitar satu tombak, atau kira-kira lima belas menit setelah
matahari terbit. Shalat ini memiliki nilai keistimewaan tersendiri jika
pra syaratnya dipenuhi yaitu shalat shubuh berjamaa’h yang diteruskan
dengan berdzikir hingga menjelang waktu syuruq (matahari terbit). Sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
مَنْ صَلَّى
الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ
وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
"Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir
kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka
ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali)." (HR. Al-Tirmidzino. 971).
Hadits ini menerangkan kesunnahan shalat dua rekaat setelah matahari terbit. Hanya saja siapa yang mengerjakan sunnah shalat sunnah syuruq
tanpa melengkapinya dengan prasyarat tersebut (jamaah subuh dan dzikir)
maka pahala yang ada hanya pahala shalat sunnah tanpa pahala haji dan
umrah.
Adapun niatnya sebagaimana diterangkan Syaikh Nawawi dalam NIhayatuz Zain adalah;
أصلى سنة الإشراق ركعتين لله تعالى
Ushalli sunnatal isyraqi rak’ataini lillahi ta’ala.
Aku niat shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah.
Kemudian pada rakaat pertama setelah alfatihah, sebaiknya membaca surat Wad-Dhuha dan pada rakaat kedua membaca Alam Nasyrakh.
Sebaiknya shalat ini dilakukan sesegera mungkin mengingat waktu yang
terbatas. Karena setelah matahari kelihatn mulai meninggi, maka tibalah
saatnya waktu shalat dhuha.
Adapun bacaan do’a-nya sebagaimana termaktub dalam Nihayatuz Zain adalah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ يَا
نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ
وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا
أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ
حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ وَأَسْأَلُكَ
بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسِ مَا سِوَاهَا أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ
مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا
يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ بَلْ
أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ
وَالدُّهُوْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ
اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ
أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ
"Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur
dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah
Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku
kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringiku hidupku dan menerangiku
setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan
liang (kubur) ku. Dan aku meminta padaMu dengan wasilah matahari beserta
cahayanya di pagi hari, dan kemulyaan yang wujud pada selain matahari,
agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat padaMu (yang ada padaku)
bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan,
tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan dikala purnama.
Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring
berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah
kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan
segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah
kami, kedua Orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama
seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal".
sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,43198-lang,id-c,syariah-t,Shalat+Sunnah+Isyraq-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar